Belajar Pengelolaan Laboratorium Keagamaan, Fakultas Syariah Adakan Studi Banding Ke UIN Malang

Fasya Media Center – Untuk menunjang peningkatan pengelolaan laboratorium keagamaan, Fakultas Syariah IAIN Ponorogo mengadakan kunjungan ke Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang pada Senin, 18 Oktober 2021. Kunjungan tersebut dilaksanakan dalam rangka silaturahmi akademik dan studi banding mengenai pengelolaan laboratorium keagamaan, terutama terkait pengelolaan turast dan tahfidz yang telah menjadi unit tersendiri di bawah naungan Fakultas Syariah UIN Maliki Malang.


Turut hadir dalam kunjungan tersebut, jajaran dekanat, koordinator laboratorium, dan segenap pengurus laboratorium keagamaan Fakultas Syariah IAIN Ponorogo serta disambut dengan hangat oleh pimpinan Fakultas Syariah UIN Maliki Malang.

Dekan Fakultas Syariah IAIN Ponorogo, Dr. Hj. Khusniati Rofiah, M.S.I, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas penyambutan yang luar biasa dari Fakultas Syariah UIN Maliki Malang. Kemudian, beliau memperkenalkan satu persatu rombongan yang ikut hadir dalam kegiatan tersebut.

“Kami ingin belajar banyak kepada Fakultas Syariah UIN Malang, yang telah memiliki manajemen pengelolaan laboratorium yang cukup bagus. Harapannya, nanti kita bisa menjalin kerjasama antar kedua lembaga”, ujar beliau.

Koordinator Laboratorium, Yudhi Achmad Bashori, M.H.I. menceritakan riwayat terbentuknya laboratorium keagamaan di Fakultas Syariah IAIN Ponorogo. Beliau berharap bisa mendapatkan ilmu dari Fakultas Syariah UIN Maliki Malang, khususnya dalam pengelolaan unit laboratorium.

“Mudah-mudahan nanti kita bisa saling sharing pengetahuan terkait pengelolaan unit laboratorium”, ujar beliau.

Menanggapi hal tersebut, Dekan Fakultas Syariah UIN Maliki Malang, Dr. Sudirman, M.A., mengucapkan terima kasih atas kunjungan dari Fakultas Syariah IAIN Ponorogo yang telah jauh-jauh berkenan hadir ke Fakultas Syariah UIN Maliki Malang.

“Selamat datang di Fakultas Syariah UIN Maliki Malang. Kita sama-sama belajar dalam mengembangkan pengelolaan lembaga pendidikan tinggi. Harapannya kita bisa berkolaborasi antarlembaga dan adanya kerja sama yang terjalin”, ujar beliau.

Terakhir, Ali Hamdan, MA. Ph.D selaku Kaprodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir sekaligus mantan pengelola Unit Turast dan Tahfidz menjelaskan mengenai riwayat dan program kerja unit tersebut.

Menurut penuturan beliau, Unit Laboratorium Turast dan Tahfidz berawal dari kegelisahan bersama, bahwa apabila mahasiswa tidak dibekali pemahaman dan kemampuan untuk menggali warisan khazanah pemikiran Islam yang banyak ditulis dalam bahasa Arab maka warisan tersebut bisa hilang dan tidak terpakai.

“Oleh karena itu Fakultas Syari’ah memandang diperlukannya Laboratorium Turats sebagai wadah pengembangan dan kajian warisan khazanah (turast) pemikiran Islam khususnya pada bidang hukum Islam”, pungkas beliau.

Reporter : Muhammad Ali Murtadlo
Editor : Akbar Dzukha Asyiqin

Bagikan Artikel
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp