Fasya Media Center – Madura 7 September 2025 Koordinator Laboratorium Falak Watoe Dhakon Observatory Fakultas Syariah UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo, Imroatul Munfaridah, turut berpartisipasi dalam kegiatan rutin Kaderisasi Ahli Hisab Rukyat yang diselenggarakan oleh Lajnah Falakiyah PWNU Jawa Timur. Agenda yang digelar di Pondok Pesantren Al Mubarok Lanbulan, Sampang Madura, bertepatan dengan fenomena Gerhana Bulan Total yang terjadi pada 7 September 2025.
Kegiatan kaderisasi ini dihadiri para praktisi falak, akademisi, serta santri dari berbagai daerah di Jawa Timur. Dalam sesi pembukaan, pengurus LF PWNU menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi ahli hisab rukyat untuk menjawab tantangan penetapan awal bulan hijriyah secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.
Materi yang dibahas dalam forum tersebut antara lain perhitungan gerhana bulan berbasis Microsoft Excel, yang kemudian dilanjutkan dengan praktik pengamatan langsung. Panitia menyediakan lokasi terpisah bagi peserta perempuan dan laki-laki untuk menjaga kenyamanan seluruh peserta. Kepala Laboratorium Watoe Dhakon Observatory menyampaikan bahwa keterlibatan UIN Ponorogo dalam kegiatan ini adalah bentuk komitmen akademik sekaligus pengabdian masyarakat, agar ilmu falak semakin berkembang di kalangan pesantren dan masyarakat luas. Meski keterlibatan kalangan perempuan masih sangat minoritas. Kehadiran Imroatul Munfaridah menjadi bukti bahwa perempuan juga dapat aktif berkontribusi dalam dunia ilmu falak yang selama ini masih didominasi laki-laki.
Dalam kesempatan itu, Munfaridah aktif mendokumentasikan jalannya fenomena gerhana dengan teleskop pribadi yaitu Seestar, mulai dari fase awal sebelum puncak, saat puncak gerhana, hingga fase akhir. Dokumentasi ini menjadi bagian penting bagi pengembangan kajian ilmiah di Laboratorium Falak UIN Ponorogo sekaligus sebagai bahan edukasi untuk masyarakat.
“Gerhana bulan ini menjadi media pembelajaran yang nyata bagi kita semua, bagaimana ilmu falak tidak hanya berkaitan dengan teori hisab, tetapi juga observasi langsung terhadap fenomena langit,” ungkap beliau dalam wawancara.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan ijazah kubro kitab falak oleh KH, A. Ghozali kemudian para ahli ilmu falak penegasan bahwa sinergi antara kampus, pesantren, dan organisasi masyarakat menjadi kunci dalam melahirkan generasi ahli falak yang mumpuni. Partisipasi ini tidak hanya memperkuat jejaring akademik Watoe Dhakon Observatory dengan lembaga falak nasional, tetapi juga menunjukkan komitmen pemberdayaan perempuan dalam ranah ilmu hisab rukyat. Diharapkan, ke depan semakin banyak generasi muda, baik laki-laki maupun Perempuan yang terlibat aktif dalam pengembangan ilmu falak di Indonesia.
Kontributor : Tim RAC
Editor: FMC