Serang -30 Oktober 2024- Observatorium UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten telah menjadi pusat pengamatan langit modern yang penting di Indonesia. Di bawah kepemimpinan Dr. Sayehu, MA, yang juga Kepala Program Studi S2 Hukum Keluarga Islam (HKI), observatorium ini menawarkan fasilitas mutakhir untuk mendukung penelitian dan pendidikan astronomi. Dilengkapi dengan Motorized Dome, Planwave robotic mount, teleskop GSO RC 12″, dan kamera ZWO ASI 183, observatorium ini mampu memberikan pengalaman observasi langit dengan hasil yang tajam dan akurat.
Dr. Ahmad Junaidi, M.H.I., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syariah IAIN Ponorogo, turut mengapresiasi kemajuan fasilitas ini, menyebutnya sebagai sumber daya signifikan dalam meningkatkan kompetensi akademik mahasiswa dalam ilmu falak. Beliau menyatakan, “Pengalaman berlatih di fasilitas seperti ini membuka wawasan mahasiswa kita tentang teknologi astronomi modern, yang berguna baik untuk penelitian ilmiah maupun penentuan waktu keagamaan.”
Fasilitas Teknologi Terkini di Observatorium
Observatorium UIN SMH Banten memiliki Motorized Dome yang dapat digerakkan otomatis, memudahkan para astronom dalam pengamatan tanpa perlu pengaturan manual. Kemampuan kubah ini untuk menyesuaikan diri dengan berbagai posisi objek langit membuat proses pengamatan menjadi lebih fleksibel.
Planwave robotic mount digunakan untuk melacak pergerakan benda langit dengan akurat. Perangkat ini mendukung pengamatan panjang dengan mengikuti posisi objek langit yang terus bergerak. Dikombinasikan dengan teleskop GSO RC 12″ dan kamera ZWO ASI 183, observatorium ini mampu menghasilkan dokumentasi astronomi yang berkualitas tinggi.
Kontribusi bagi Pengembangan Akademik
Kepala Observatorium Dr. Sayehu, MA, bersama Dr. Ahmad Junaidi, M.H.I., berkomitmen meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan astronomi praktis. Kegiatan seperti pelatihan dan rihlah falakiyah ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempraktikkan teori yang dipelajari di kelas. Selain itu, fasilitas observatorium ini juga memainkan peran dalam penentuan awal bulan hijriah, memberikan manfaat tambahan bagi akademisi di bidang ilmu falak.