*Tim Media Center*
Dr. Ahmad Junaidi, M.H.I. menjadi pembicara dalam acara Diskusi Observatorium dan Astronomi, yang diselenggarakan oleh Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Dalam acara yang berlangsung pada Sabtu (08 Mei 2021) atau bertepatan dengan hari ke-26 Ramadan 1442 H tersebut, dilaksanakan secara daring melalui zoom virtual meeting. Beliau menyampaikan materi yang sangat relevan dengan kondisi saat ini yaitu tentang momen melihat hilal 1 Syawal 1442 H.
Dr. Ahmad Junaidi , M.H.I, Direktur Watoe Dhakon Observatory sekaligus Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syariah IAIN Ponorogo, sangat antusias dalam menyampaikan materi yang bertemakan “Image Processing dan Olah Citra Hilal”. Beliau menyampaikan pengantar terkait tantangan saat ini untuk dapat menentukan 1 Syawal. Pasalnya sangat sulit untuk merukyat hilal secara langsung, disebabkan banyak faktor. Kondisi cuaca, lingkungan, serta letak geografis Indonesia juga menjadi aspek yang mempengaruhi proses rukyat.
Dalam diskusi yang berjalan selama hampir 2 jam tersebut, beliau juga menyampaikan teknik-teknik dalam image processing untuk dapat melihat hilal.
“Di Indonesia ada daerah yang paling bagus untuk melakukan rukyatul hilal yaitu di Kupang NTT” ujar beliau.
Proses peneropongan untuk menangkap hilal juga dipengaruhi oleh kontras cahaya. Mata akan dipengaruhi oleh partikel atmosfer, sehingga ketika mata melihat benda yang jauh, maka benda akan memiliki kontras yang lemah. Hilal yang letaknya sangat rendah dan kontras yang lemah menyebabkan memotretnya semakin sulit.
“Sehingga perlu beberapa cara untuk dapat memproses hilal sehingga dapat diketahui letaknya”, tandas beliau.
Acara berjalan lancar dan dilanjutkan dengan adanya diskusi tanya jawab yang dilakukan oleh peserta.
Reporter : Akbar Dzukha Asyiqin
Editor: Muhammad Ali Murtadlo