Mobile Astrophotography dari Puncak Cumbri: Inovasi, Edukasi, dan Potensi Astrotourism Ponorogo

Fasya Media CenterPonorogo – Rabu, 24 September 2025, langit sore hingga malam di Puncak Cumbri, perbatasan Ponorogo – Wonogiri, menjadi saksi kegiatan ilmiah sekaligus inspiratif yang dilakukan oleh 24 anggota Reog Astronomy Club (RAC) Fakultas Syariah UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo. Mereka melaksanakan praktik Mobile Astrophotography sebagai bagian dari pembelajaran lapangan sekaligus penguatan literasi astronomi modern. Kegiatan ini berlangsung dengan penuh antusias, dibimbing langsung oleh Dr. Ahmad Junaidi, M.H.I. dan Imroatul Munfaridah, M.S.I., dosen yang aktif mengembangkan kajian falak dan astronomi terapan di kampus.

Mobile Astrophotography sendiri merupakan teknik pemotretan objek langit dengan menggunakan perangkat sederhana, terutama kamera smartphone. Meski terlihat praktis, metode ini memerlukan keterampilan khusus dalam menentukan komposisi, kestabilan perangkat, hingga memahami waktu terbaik pengambilan gambar. Dari Puncak Cumbri, para anggota RAC berhasil mengabadikan keindahan Bulan, planet-planet terang, serta gugusan bintang yang memukau.

Menurut Dr. Ahmad Junaidi, kegiatan ini bukan hanya latihan teknis, melainkan juga sarana membumikan astronomi di tengah masyarakat. “Dengan teknologi yang sederhana seperti smartphone, mahasiswa bisa belajar memahami fenomena langit sekaligus mengedukasi publik bahwa astronomi adalah ilmu yang bisa dijangkau siapa saja,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Imroatul Munfaridah, M.S.I., yang menekankan pentingnya praktik lapangan ini sebagai media pembelajaran kontekstual. “Astrofotografi mobile memberi pengalaman nyata bagi mahasiswa untuk melihat langsung keteraturan kosmik, menghubungkannya dengan teori di kelas, dan mengembangkan kreativitas dalam literasi astronomi,” jelasnya.

Selain bernilai akademik, kegiatan di Puncak Cumbri juga menyoroti potensi kawasan tersebut sebagai destinasi astrotourism di Ponorogo dan sekitarnya. Selama ini, Puncak Cumbri dikenal sebagai tujuan wisata pendakian dengan panorama menawan di siang hari. Namun, dengan kualitas langit malam yang relatif bersih dari polusi cahaya, lokasi ini menyimpan peluang besar untuk dikembangkan sebagai wisata edukatif berbasis pengamatan bintang.

Astrotourism sendiri merupakan tren global yang menggabungkan pariwisata alam dengan pengalaman astronomi. Dengan dukungan komunitas seperti Reog Astronomy Club dan perguruan tinggi, Ponorogo berpotensi menjadi salah satu pusat wisata langit di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tidak hanya mendatangkan manfaat akademik, tetapi juga membuka peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat sekitar.

Bagi anggota RAC, pengalaman mendaki Puncak Cumbri sekaligus memotret langit menjadi pembelajaran yang tidak terlupakan. Mereka tidak hanya berlatih keterampilan teknis astrofotografi, tetapi juga menginternalisasi makna ilmiah dan spiritual dari langit malam. Fenomena kosmik yang diabadikan lewat kamera sederhana menjadi jembatan untuk mendekatkan diri pada pemahaman bahwa jagat raya tersusun atas keteraturan yang luar biasa.

Kegiatan Mobile Astrophotography ini menegaskan bahwa astronomi tidak harus eksklusif dengan instrumen canggih. Dengan perangkat sederhana, langit bisa dibaca, didokumentasikan, dan dinikmati oleh siapa saja. Dari Puncak Cumbri, para kader muda astronomi UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo telah menunjukkan bahwa inovasi, edukasi, dan wisata bisa berjalan seiring, menjadikan langit sebagai laboratorium alam sekaligus sumber inspirasi.

Sumber: Tim RAC

Editor: FMC

Bagikan Artikel
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp