Profil Laboratorium Falak
Watoe Dhakon Observatory (WDO) adalah adalah laboratorium falakiyah yang menjadi wahana riset, pendidikan dan pengabdian pada masyarakat bagi mahasiswa dan dosen dalam bidang Ilmu Falak, di bawah koordinasi Fakultas Syari’ah IAIN Ponorogo. Watoe Dhakon adalah sebuah situs sejarah yang berada di kompleks kampus I IAIN Ponorogo, yang menurut sejarah digunakan sebagai tempat diskusi ulama Ponorogo tempo dulu, sehingga dengan penamaan ini diharapan semangat ulama masa lalu bisa dilestarikan oleh generasi berikutnya.
Watoe Dhakon Observatory Institut Agama Islam Negeri Ponorogo dibangun pada tahun anggaran 2013, (21 Jumadil Akhir 1434/2 Mei 2013) dan mulai aktif digunakan pada awal tahun 2014. Kemudian pada tanggal 16 Muharram 1440 H / 26 September 2018 diresmikan oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, M.Sc.
Dasar Pemikiran Pendirian WDO
Fakultas Syariah IAIN Ponorogo adalah pencetak Sarjana Hukum, khususnya dalam bidang kajian Hukum Islam. Sarjana Hukum, khususnya dalam bidang kajian Hukum Islam dituntut menguasai pemahaman
komprehensif mengenai Syari’ah, Fiqih dan Hukum Islam, yang mayoritas pelaksanaannya berdimensi waktu. Ilmu Falak sebagai pendukung pelaksanaan Syari’ah, Fiqih dan Hukum Islam, mempunyai fungsi sebagai salah satu penentu sahnya amal ibadah, yang meliputi penentuan arah kiblat, penentuan waktu shalat, penentuan awal bulan hijriyah untuk puasa, hari raya, pelaksanaan haji, pelaksanaan hari-hari besar Islam, penentuan masa ‘iddah, penentuan ‘haul dalam pelaksanaan zakat, dan lain sebagainya. Selain itu ilmu falak juga mempunyai fungsi untuk menentukan saat terjadinya gerhana, matahari dan bulan.
Ilmu Falak adalah pengetahuan yang berbasis data dan penelitian. Ilmu ini tidak statis, tapi selalu berkembang sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan perkembangan teknologi yang menyertainya. Dalam rangka mengemban Tridarma Perguruan Tinggi, Fakultas Syari’ah IAIN Ponorogo harus selalu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta penguasaan terhadap teknologi yang berkaitan dengan Ilmu Falak. Riset merupakan hal yang wajib dilaksanakan dalam rangka selalu upgrade pemahaman dan penguasaan Ilmu Falak. Di sisi lain, masyarakat umum selalu haus informasi terkait dengan kepastian pelaksanaan ibadahnya. Masyarakat membutuhkan sumber informasi yang akurat dan terpercaya mengenai penentuan waktu ibadah mereka.
Dari sinilah urgensi sebuah lembaga yang menjadi wahana riset,
pendidikan dan kaderisasi baik kepada mahasiswa maupun masyarakat, dan pusat layanan data dan informasi waktu sangat dibutuhkan keberadaannya.
Visi
Pusat penelitian, pendidikan dan pengembangan Ilmu Falak di Indonesia
Misi
1) Melaksanakan pendidikan dan kaderisasi dalam bidang Ilmu Falak kepada mahasiswa dan masyarakat;
2) Melaksanakan riset dan pengembangan kualitas SDM dalam bidang Ilmu Falak;
3) Melaksanakan observasi dan dokumentasi objek benda langit;
4) Memberi layanan data untuk keperluan penentuan waktu ibadah umat Islam Indonesia.
Tujuan
Sebagai laboratorium bagi mahasiswa dan dosen dalam rangka melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi khususnya dalam bidang Ilmu Falak.
Program Kerja
- Bidang Pendidikan dan Kaderisasi:
- Melaksanakan praktikum mata kuliah Ilmu Falak;
- Melaksanakan pendidikan dan pelatihan tingkat lanjut terhadap mahasiswa yang memiliki bakat dan minat yang tinggi terhadap Ilmu Falak.
- Bidang Penelitian,
Pengembangan, Kerjasama dan Pengabdian kpd masyarakat - Melaksanakan penelitian secara simultan dalam rangka peningkatan kualitas SDM dan kualitas data pijakan untuk keperluan perhitungan;
- Mengembangkan software dan hardware pendukung dalam Ilmu Falak.
- Mengembangkan jaringan kerjasama antar instansi;
- Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang:
- layanan data perhitungan waktu shalat;
- layanan pengukuran arah kiblat;
- rukyatul hilal untuk umum;
- observasi gerhana untuk umum.
- Melakukan sosialisasi dan publikasi.
- Bidang Operasional dan Instrumentasi:
- Melakukan analisis kebutuhan pendanaan;
- Melaksanakan perawatan rutin terhadap peralatan observatorium;
- Melakukan analisis peremajaan dan penambahan peralatan observatorium.
Instrument
- Kubah Observatorium; Kubah observatorium Watoe Dhakon Observatory berdiameter 4.5 meter dengan penggerak motor pada arah azimuth dan penggerak manual pada sliding door-nya.
- Pelataran Rukyat/Observasi; Pelataran observasi berada di sekitar kubah observatorium yang menampung kurang lebih 50 orang.
- Ruang Diskusi; Ruang diskusi berada tepat di bawah kubah observatorium (lantai 4) yang bisa menampung kurang lebih 30 orang dengan konsep santai/lesehan, dengan view horizon timur dan barat.
- Ruang Pajang dan Penyimpanan Alat; Ruang pajang dan penyimpanan alat berada di samping ruang diskusi (lantai 4) dengan ukuran 3 x 8 meter.
- Teleskop: a) Meade LX 90 8”, Advance Coma Free/ACF, Double Fork Mount. Jumlah 1 unit; b) Explore Scientific 80ED Apocromatic Refractor mounted on Ioptron Smart EQ Plus Goto Mount. Jumlah 1 unit; c) Skywatcher 90/900 Doublet Acromatic, EQ2 mount. Jumlah 1 unit.
- Alat Ukur Posisi dan Sudut; a. Digital Theodolite; b. Global Positioning System/GPS Track; c. Rubu’ Mujayyab; d. Mizwala Qibla Finder; e. Istiwain; f. Kompas Bidik + Tripod; g. Busur Kiblat Acrilic; h. Busur Kiblat Vinyl; i. Meter Laser; j. Waterpass.
- Alat Hitung Data Astronomi: a. Personal Computer; b. Scientific Calculator (programable); c. Sistem Informasi Falakiah WDO (software).
- Alat Bantu Observasi: a. Sky Quality Meter; b. Filter dan Kacamata Matahari; c. Gawang Lokasi; d. Peta Langit.
- Alat Peraga Astronomi: a. Simulator Fase Bulan (motorized); b. Globe Dunia; c. Globe Langit; d. Poster Hasil Observasi; e. Poster Tatasurya; f. Poster Fase-Fase Bulan; g. Peraga Game Astronomi.
- Alat Dokumentasi: a. Kamera DSLR; b. Kamera Astronomi/Digital Eyepiece.
- Alat Bantu Penerangan: a. LCD Projector.
- Alat Catu Daya Ekspedisi: a. Mini Genset.
Program-Program Pengamatan (Observasi)
- Rukyatulhilal Awal Bulan Hijriah;
- Rukyatulhilal Akhir Bulan Hijriah;
- Observasi Fase-Fase Bulan;
- Observasi Matahari dan Sunspot;
- Observasi Gerhana Matahari;
- Observasi Gerhana Bulan;
- Observasi Fajar dan Syafaq;
- Observasi Deep Sky Object;
- Observasi Gugus Bintang;
- Observasi Planet;
- Observasi Konjungsi;
- Observasi Tumbuk/hari tanpa bayangan;
- Observasi Rashdul Kiblat Global dan Lokal;
- Observasi Fenomena-Fenomena Istimewa Langit;
- dll.
Program-program Edukasi kepada Masyarakat/Sekolah/ Kampus:
- Rukyatulhilal untuk Umum;
- Observasi Gerhana untuk Umum;
- International Observe the Moon Night/InOMN;
- Peringatan Hari-Hari Astronomi;
- Layanan Kunjungan Publik;
- Sosialisasi Peristiwa Astronomi via Poster;
- Layanan Data Astronomi;
- Layanan Workshop dan Pengabdian kepada Masyarakat;
- Layanan Konsultasi Astronomi untuk Pesantren, Sekolah dan berbagai lembaga;
- Layanan Pengukuran dan Edukasi Arah Kiblat Masjid dan Mushalla.
Hasil-hasil Observasi Benda Langit yang Pernah Didapat:
- Gerhana Bulan Parsial 4 April 2015;
- Gerhana Matahari Total 09 Maret 2016 di Bangka Tengah;
- Gerhana Bulan Sebagian 08 Agustus 2017;
- Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018;
- ISS Transit 13 Mei 2019;
- Gerhana Bulan Parsial 17 Juli 2019;
- Okultasi Saturnus 9 September 2019;
- Gerhana Matahari Cincin (Sebagian) 26 Desember 2019;
- Komet Swan 3&7 Mei 2020;
- Komet Lemon 25 Juni 2020;
- Komet Neowise 25 Juli 2020;
- Beberapa Data Fajar dan Syafaq via Kamera;
- Beberapa Galaksi;
- Beberapa Nebula;
- Beberapa Gugus Bintang;
- Beberapa Peristiwa Konjungsi;
- Hilal Awal Bulan;
- Hilal Akhir Bulan;
- Sabit Siang Awal dan Akhir Bulan;
- Fase-Fase Bulan;
- Supermoon;
- Micromoon;
- Sunspot;
- dll.
Produk Alat Astronomi yang Dihasilkan:
- Teleskop Refraktor dari daur ulang berbagai barang bekas dalam berbagai ukuran;
- Goto Mount System untuk mounting manual (under construction);
Instrumen/Media Pembelajaran Astronomi yang Dihasilkan:
- Sistem Informasi Falakiah WDO;
- Busur Kiblat.
Kerjasama/MOU dengan Pihak Lain:
- Badan Hisab Rukyat;
- Lembaga Falakiah NU;
Jejaring:
- International Astronomical Centre (IAC);
- Islamic Crescents Observation Project (ICOP);
- Jejaring Observatorium dan Planetarium Indonesia (JOPI).