Hari Tanpa Bayangan, Laboratorium Falak Watoe Dhakon Observatory Gelar Pengamatan

Fasya Media Center – Laboratorium Falak Watoe Dhakon Observatory Fakultas Syariah IAIN Ponorogo melakukan observasi terkait fenomena hari tanpa bayangan yang terjadi pada Rabu, 13 Oktober 2021. Pengamatan ini dilakukan mulai pukul 10.40 hingga 12.05 WIB. Pengamatan terkait fenomena matahari, fase bulan, dan benda langit lainnya seperti ini rutin diselenggarakan oleh Laboratorium Watoe Dhakon Observatory.

Seperti dikutip dari wawancara dengan Novi Fitia Maliha, M.H.I, selaku Ketua Laboratorium Falak Watoe Dhakon Observatory Fakultas Syariah IAIN Ponorogo, bahwa kegiatan ini bernama “Eksperimen Hari Tanpa Bayangan”. Eksperimen ini berkaitan dengan cuaca yang cukup terik beberapa hari ini di Kabupaten Ponorogo. Menurut beliau hal tersebut dikarenakan pada tanggal 13 Oktober 2021 tepatnya pukul 11.20 WIB terjadi kulminasi utama, di mana deklinasi matahari sama dengan lintang tempat di Ponorogo.

“Bahasa gampangnya adalah matahari tepat berada di atas Ponorogo, akibatnya bayangan benda yang tegak akan terlihat “menghilang” karena tertumpuk dengan benda itu sendiri, maka kulminasi utama itu disebut juga dengan hari tanpa bayangan. Dalam bahasa Jawa sering disebut dengan “Tumbuk” yang biasanya menjadi pertanda pergantian musim setelah fenomena ini terjadi”, tutur beliau.

Ibu Novi, begitu beliau akrab disapa, menambahkan bahwa adanya fenomena ini dikarenakan oleh gerak harian matahari atau revolusi dan rotasi bumi tidak terhimpit di bidang ekliptika. Mengingat kita berada di sekitar garis khatulistiwa, maka kulminasi utama di Indonesia terjadi dua kali dalam setahun.

“Tahun ini terjadi antara bulan Februari sampai April, dan September sampai Oktober”, tambah beliau.

Lebih jauh, Bu Novi menjelaskan bahwa proses dari eksperimen ini diawali dengan menaruh botol atau benda yang tegak lurus di atas permukaan yang datar pada pukul 10.40 WIB atau sebelum saat kulminasi utama berlangsung. Ketika ada bayangan dari benda tersebut di bagian barat, maka momen tersebut diabadikan menggunakan kamera ponsel untuk mengetahui panjang bayangan botol tersebut. Selang beberapa saat kemudian, kembali foto objek pengamatan dan terlihat bayangan semakin memendek.

“Setelah itu diberi waktu jeda lagi, sampai pukul 11.00 WIB bayangan benda semakin memendek dari sebelumnya. Pada pukul 11.10 bayangan nyaris menghilang tetapi masih ada, dan tepat pada pukul 11.20 WIB, bayangan benar-benar menghilang tertutup oleh benda tersebut”, ujar beliau.

Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk mengedukasi masyarakat, bahwa fenomena ini benar-benar fenomena ilmiah yang tidak ada kaitan apapun dengan dunia mistis. Bahwa cuaca terik yang terjadi beberapa hari terakhir di ponorogo adalah fenomena ilmiah yakni disebabkan oleh posisi matahari yang sedang berada tepat di atas kota Ponorogo seperti penjelasan di awal.

Reporter : Nova Anggraini Putri
Editor : Muhammad Ali Murtadlo

Bagikan Artikel
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp