Pada tanggal 10 Juni 2024, Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya menjadi tuan rumah International Guest Lecture, sebagai salah satu bentuk implementasi kerjasama antara antara Fakultas Syariah IAIN Ponorogo dengan Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya. Tema yang diangkat oleh panitia setempat adalah “Wacana Kajian Islam Nusantara” yang menyoroti peran astronomi dalam peradaban Islam, khususnya di Indonesia. Acara yang dilaksanakan mulai pukul 10.00 hingga 12.00 WS. ini menarik perhatian mahasiswa tingkat akhir dari Program Studi Fiqh dan Ushul serta Program Studi Shariah dan Undang-undang.
Narasumber utama dalam acara ini adalah Dr. Ahmad Junaidi, M.H.I., yang membahas tema “Menghidupkan kembali peradaban astronomi Islam di Indonesia”. Dr. Ahmad Junaidi, seorang pakar dalam bidang ini, menguraikan pentingnya kembali memahami dan menerapkan konsep astronomi dalam konteks kehidupan modern, terutama di Indonesia yang kaya akan warisan intelektual Islam.
Pembanding dalam acara ini adalah Associate Prof. Dr. Mohd Saiful Anwar bin Mohd Nawawi, yang menyampaikan tema “Perkembangan Astronomi Islam di Malaysia”. Dengan perbandingan antara kedua negara, peserta dapat memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana peradaban astronomi Islam berkembang di dua negara tersebut.
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Assoc. Prof. Dr. Muhammad Ikhlas bin Rosele dari Fiqh and Usul, yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan pembukaan acara oleh Assoc. Prof. Dr. Khadher bin Ahmad, Deputy Dean Student Affairs. Kedua sambutan tersebut menegaskan pentingnya acara ini dalam menginspirasi generasi muda untuk kembali menggali dan mengaplikasikan pengetahuan astronomi dalam kehidupan sehari-hari.
Dr. Ahmad Junaidi tidak hanya menyampaikan materi secara teoritis, tetapi juga memberikan contoh konkret tentang bagaimana astronomi Islam dapat diimplementasikan dalam konteks Indonesia. Salah satu contoh yang dibahas adalah adopsi astrofotografi dalam Rukyatulhilal di Indonesia, yang juga menjadi judul buku karyanya yang baru, “Astrofotografi: Adopsi dan Implementasinya dalam Rukyatulhilal di Indonesia”.
Puncak acara ditandai dengan penyerahan cendera mata berupa buku karya Dr. Ahmad Junaidi, M.H.I. kepada Ketua Jabatan Fiqh dan Ushul serta beberapa dosen Astronomi Islam. Penyerahan ini menjadi simbol komitmen dalam mendorong pengembangan pengetahuan dan pemahaman tentang astronomi Islam di kalangan akademisi dan praktisi.
Acara ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi peserta, tetapi juga menjadi momentum untuk mempererat kerjasama antarpeneliti dan institusi dalam bidang astronomi Islam. Dengan demikian, harapannya adalah bahwa acara ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya menghidupkan kembali peradaban astronomi Islam di Indonesia dan di seluruh dunia.