Malang, 9 Desember 2024 – Konsorsium dosen falak Fakultas Syari’ah IAIN Ponorogo, yakni Dr. Ahmad Junaidi, M.H.I., Novi Fitia Maliha, M.H.I., dan Imroatul Munfaridah, M.S.I., menjadi narasumber dalam pelatihan pengukuran arah kiblat yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengkajian Keislaman dan Keaswajaan (LPIK) Universitas Islam Malang (UNISMA). Acara ini berlangsung di ruang Hasyim Asy’ari lantai 7 gedung Usman bin Affan, UNISMA.
Pelatihan yang berlangsung pada Senin, 9 Desember 2024 ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I UNISMA, dr. Erna Sulistyowati, M.Kes., Ph.D. Dalam sambutannya, dr. Erna menekankan pentingnya pelatihan ini untuk memperkuat pemahaman teknis dan spiritual tentang pengukuran arah kiblat. “Kegiatan ini menjadi bagian dari tanggung jawab kita untuk menjaga keakuratan ibadah umat Islam,” ungkapnya.
Ketua LPIK UNISMA, Dr. Imam Syafi’i, M.Pd.I., menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan meningkatkan kompetensi dosen, dan mahasiswa dalam bidang Ilmu Falak, khususnya dalam hal mengukur arah kiblat secara akurat. “Keterlibatan para pakar falak dari IAIN Ponorogo adalah kolaborasi strategis yang sangat kami hargai,” ujar Dr. Imam.
Ketiga narasumber menyampaikan materi pelatihan dengan pendekatan interaktif.
- Dr. Ahmad Junaidi, M.H.I., memaparkan urgensi mempelajari ilmu falak sebagai warisan dunia intelektual Islam yang harus dilestarikan. “Ilmu falak mencerminkan kontribusi peradaban Islam dalam pengembangan sains global. Dengan belajar ilmu ini, kita tidak hanya menjaga tradisi intelektual, tetapi juga menjawab kebutuhan umat,” tegasnya.
- Novi Fitia Maliha, M.H.I., menjelaskan aspek fikih terkait arah kiblat dan bagaimana pengukuran kiblat menjadi bagian dari pelaksanaan syariat Islam. “Kiblat bukan sekadar arah fisik, tetapi juga memiliki dimensi fikih yang harus dipahami secara mendalam agar pengukurannya sesuai dengan syariat,” paparnya.
- Imroatul Munfaridah, M.S.I., mengajarkan aspek teknis dalam pengukuran kiblat, termasuk penggunaan alat-alat seperti theodolit, kompas digital, hingga aplikasi berbasis teknologi. Ia mencontohkan langkah-langkah pengukuran lapangan dan validasi hasil.
Acara dipandu dengan baik oleh Yoyok Amiruddin, Ph.D., Kepala Pusat Keaswajaan dan Ilmu Falak UNISMA, alumni S3 National Pingtung University Taiwan, China.
Pelatihan ini dihadiri oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang, termasuk dosen, mahasiswa, dan pengelola masjid di lingkungan UNISMA. Peserta menyatakan pelatihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang teori dan praktik pengukuran kiblat.
Salah seorang peserta, Ahmad Fauzi, mengungkapkan apresiasinya. “Materi yang disampaikan sangat lengkap, mulai dari aspek fikih hingga teknis. Ini benar-benar menambah wawasan kami untuk mempraktikkan pengukuran kiblat secara akurat,” katanya.
Kolaborasi antara IAIN Ponorogo dan UNISMA melalui pelatihan ini diharapkan terus berlanjut untuk memperkuat pemahaman keilmuan Islam di masyarakat. Ketua LPIK, Dr. Imam Syafi’i, M.Pd.I., menyebut kegiatan ini sebagai langkah strategis dalam menghadirkan kontribusi perguruan tinggi Islam terhadap kebutuhan umat.