Pekalongan, 28 November 2024 – Dr. Abid Rohmanu, dosen Metodologi Penelitian Fakultas Syariah IAIN Ponorogo, memberikan kuliah tamu bertajuk “Mengaitkan Riset Hukum Ekonomi Syariah dengan Wacana Global SDG’s .”
Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES) semester V dan menjadi bagian dari program penguatan kolaborasi akademik antara Fakultas Syariah IAIN Ponorogo dan Fakultas Syariah UIN Gus Dur Pekalongan. Dr. Abid Rohmanu menjelaskan bahwa Sustainable Development Goals (SDG’s) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) adalah agenda global yang dirancang untuk menciptakan keseimbangan sosial, ekonomi, dan lingkungan pada tahun 2030.
Ia menggarisbawahi pentingnya riset HES untuk mengintegrasikan nilai-nilai maqashid syariah dengan tujuan-tujuan global ini, sehingga ekonomi syariah tidak hanya relevan secara normatif, tetapi juga strategis dalam menjawab tantangan global.
Dalam pemaparannya, Dr. Abid menguraikan sejumlah variabel SDG’s yang dapat diintegrasikan ke dalam riset HES:
- Pengelolaan Zakat, Wakaf, dan Filantropi Islam Dr. Abid menekankan bahwa zakat dan wakaf memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada tujuan pengentasan kemiskinan dan mengurangi ketimpangan, tentu dengan tata kelola yang inovatif.
- Integrasi Maqashid Syariah dalam Ekonomi Hijau Dalam konteks perlindungan lingkungan, Dr. Abid mengusulkan pengembangan konsep ekonomi hijau berbasis maqashid syariah. Nilai-nilai Islam yang menekankan harmoni dengan alam dapat menjadi fondasi untuk menciptakan model ekonomi yang ramah lingkungan.
- Peran Fintech Syariah untuk Inklusi Keuangan Teknologi finansial (fintech) syariah, menurut Dr. Abid, dapat menjadi motor penggerak untuk meningkatkan inklusi keuangan. “Fintech syariah memiliki potensi besar untuk membuka akses keuangan bagi masyarakat marginal, terutama di negara-negara berkembang,” tambahnya.
Mengubah Paradigma Riset HES
Dr. Abid menegaskan bahwa mengaitkan riset HES dengan SDG’s tidak hanya memperkaya dimensi penelitian, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap isu-isu global. Ia mengajak mahasiswa untuk lebih berani mengeksplorasi tema-tema baru yang bersifat interdisipliner. “HES harus keluar dari zona nyaman dan mampu berbicara di ranah global,” tegasnya.
Para mahasiswa tampak antusias dengan topik yang diangkat. Beberapa peserta menyampaikan keinginan untuk mengembangkan penelitian berbasis SDG’s.