Praktikum Ilmu Falak Mahasiswa HKI B Fakultas Syariah IAIN Ponorogo: Pengukuran Arah Kiblat dengan Metode Istiwa’aini dan Pengamatan Sunspot

Ponorogo, 5 Mei 2025 – Mahasiswa kelas konsentrasi Ilmu Falak HKI B Fakultas Syariah IAIN Ponorogo melaksanakan kegiatan praktikum lapangan pada hari Senin, 5 Mei 2025. Praktikum ini berlangsung di Masjid Baitul Murwahidin, Kelurahan Beduri, Ponorogo, sebagai bagian dari mata kuliah Fikih Falakiyah.

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa mempraktikkan metode istiwa’aini untuk menentukan arah kiblat secara astronomis. Metode ini memanfaatkan bayangan benda saat matahari benar-benar memancarkan sinar yang kuat sehingga arah bayangan menunjukkan ke angka 180 derajat sebagai syarat utama dan ditandai dengan jam berapa bayangan tersebut tepat di angka 180 derajat yang kemudian data tersebut disimpan untuk dimasukkan pada aplikasi istiwa’aini untuk mendapatkan azimuth kiblat pada istiwa’aini.

Dosen pengampu mata kuliah, Imroatul Munfaridah, turut mendampingi dan memberikan arahan langsung selama kegiatan berlangsung. Ia menyampaikan bahwa praktikum ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman teoritis mahasiswa melalui pengalaman langsung di lapangan.
“Pemahaman falak tidak cukup hanya di kelas. Mahasiswa harus mampu mengaplikasikan ilmu falak dalam kehidupan nyata, khususnya dalam penentuan arah kiblat yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” ujar beliau.

Kegiatan ini mendapat respons antusias dari mahasiswa, yang tampak serius dan bersemangat mengikuti setiap tahapan praktik. Diharapkan, kegiatan seperti ini mampu membentuk kompetensi falakiyah yang aplikatif serta meningkatkan kontribusi mahasiswa dalam bidang keilmuan falak di tengah masyarakat.
Kemudian setelah praktik pengukuran arah kiblat para mahasiswa langsung praktik pengamatan matahari menggunakan teleskop Seestar dengan fokus pengamatan astronomi terhadap fenomena Sunspot atau bintik matahari. Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Kosmologi dan Kosmografi yang dibimbing langsung oleh dosen pengampu, Imroatul Munfaridah.
Pengamatan dilakukan di tempat yang sama dengan teleskop yang telah dilengkapi filter matahari untuk mengamati permukaan Matahari secara aman. Dalam sesi ini, mahasiswa diajak mengenali dan mencatat jumlah serta bentuk sunspot yang muncul di permukaan Matahari.

Dosen pengampu, Imroatul Munfaridah, menjelaskan bahwa sunspot merupakan area di permukaan Matahari yang lebih gelap dan lebih dingin dibandingkan area sekitarnya. “Sunspot adalah manifestasi dari aktivitas magnetik tinggi di Matahari. Pola dan jumlahnya bisa memberikan indikasi tentang tingkat aktivitas matahari yang sedang terjadi, termasuk potensi terjadinya badai matahari,” jelas beliau.
Menurut mahasiswa, kegiatan ini sangat memperkaya pemahaman mereka terhadap objek-objek langit dan metode observasi astronomi. “Selama ini kami hanya belajar dari teori dan gambar, tapi hari ini kami benar-benar melihat langsung aktivitas matahari. Ini pengalaman yang luar biasa,” ujar Jihad, salah satu peserta praktikum.
Mahasiswa lainnya, Diza Adzkiya, juga mengungkapkan antusiasmenya. “Pengamatan ini membuka wawasan kami tentang bagaimana ilmuwan memantau siklus matahari dan dampaknya terhadap bumi. Ilmu Falak ternyata sangat relevan, bahkan dengan kehidupan modern seperti teknologi satelit dan komunikasi,” ujarnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan diskusi kelompok mengenai korelasi sunspot dengan fenomena iklim dan cuaca antariksa. Praktikum ini diharapkan dapat memupuk minat mahasiswa dalam bidang astronomi Islam serta meningkatkan keterampilan analisis dalam observasi benda langit.

Bagikan Artikel
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp