Upperstage Rocket Propellant Dump di Rasi Carina, Crux, dan Virgo

Oleh: Ahmad Junaidi ; Astronom amatir IAIN Ponorogo.

Selasa, 7 Januari 2025, menjadi hari istimewa bagi saya, seorang astronom amatir dan pengamat langit dari IAIN Ponorogo, yang berhasil mengabadikan momen ketika sebuah upperstage rocket (roket tingkat atas) membuang sisa bahan bakar (propellant dump), melintas di sekitar rasi Carina, Crux, hingga Virgo. Fenomena ini terlihat ketika saya tiba di depan rumah, usai melaksanakan shalat subuh di masjid Nido Besari. Terlihat sebuah objek bergerak cepat menyerupai satelit. Namun, yang menarik perhatian adalah adanya kepulan gas bercahaya di sekitar objek tersebut. Tanpa membuang waktu, saya segera mengambil ponsel dan mengabadikan momen langka ini.

Apa Itu Upperstage Rocket Propellant Dump ?

Upperstage rocket propellant dump adalah fenomena pelepasan sisa bahan bakar dan oksidator dari tangki roket setelah misinya selesai. Proses ini dilakukan untuk mengurangi tekanan dalam tangki dan mencegah risiko ledakan spontan. Sisa bahan bakar yang dilepaskan menciptakan efek visual unik, terutama jika gas yang keluar terpapar sinar Matahari di orbit tertentu.

Propellant dump adalah tindakan disengaja untuk melepaskan sisa bahan bakar dan oksidator dari tangki upperstage. Biasanya, hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko ledakan yang dapat terjadi akibat tekanan internal di tangki yang kosong namun masih mengandung sisa bahan kimia. Proses ini juga bertujuan untuk mencegah kontaminasi orbit akibat pecahan roket.

Menurut Marufin Sudibyo (astronom Lembaga Falakiyah PBNU), standar penerbangan antariksa saat ini mensyaratkan semua upperstage /satelit yang sudah habis masa operasionalnya harus membuang sisa bahan bakar & oksidator ke antariksa. Supaya saat reentry tidak menjumpai resiko toksik pada manusia.

Dari hasil crosscheck data dan diskusi kecil dengan Marufin Sudibyo dan beberapa pakar di WAG Lembaga Falakiyah PBNU, ada 2 kandidat upperstager roket: upperstage Roket Long March 3B yg diluncurkan 03.00 WIB dari Xichang (Tiongkok) ke selatan, membawa satelit eksperimental Shi Jian 25. Dari peluncuran ini, lintasannya berpola dari utara ke selatan.

Atau yang kedua, upperstage dari Falcon 9 yg diluncurkan pukul 03.44 WIB dari Tanjung Canaveral Florida (AS) membawa 24 satelit Starlink. Dari peluncuran ini, pola lintasannya barat ke timur. Berdasarkan koordinat pengamatan dan pola lintasan yang dibentuk, simpulan para pakar mengerucut kepada kandidat kedua, yakni Roket Falcon 9.

Bagaimana Proses Ini Terjadi?

Setelah upperstage selesai menjalankan misinya, sisa bahan bakar yang tidak terpakai dilepaskan secara perlahan ke ruang angkasa. Pelepasan ini dapat menghasilkan efek visual spektakuler, seperti semburan gas yang tampak bercahaya di orbit rendah. Fenomena ini sering disalahartikan sebagai penampakan UFO oleh pengamat awam di Bumi.

Dampak pada Ruang Angkasa

  1. Stabilitas Orbit : Dengan membuang sisa bahan bakar, upperstage menjadi lebih stabil dan mengurangi risiko ledakan spontan.
  2. Efek Visual : Gas yang dilepaskan dapat membentuk awan bercahaya di orbit, terutama jika terkena cahaya Matahari. Hal ini sering menarik perhatian para astronom amatir.
  3. Keamanan Orbit : Propellant dump membantu mencegah fragmentasi roket, yang dapat meningkatkan jumlah sampah antariksa.

Penampakan ini tidak hanya memukau, tetapi juga menjadi pengingat akan aktivitas luar angkasa yang dinamis. Dari sudut pandang sains, dokumentasi fenomena seperti ini sangat penting untuk mempelajari perilaku roket di orbit. Bagi masyarakat umum, momen ini adalah pengingat akan keindahan langit yang penuh kejutan. Dengan dokumentasi ini, menunjukkan bahwa setiap pengamatan langit, sekecil apa pun, dapat menjadi kontribusi besar bagi dunia astronomi.

Bagikan Artikel
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp